Rabu, 16 Januari 2013

Perkembangan Kamera Dari Masa ke Masa


Kegiatan yang berkaitan dengan memotret diyakini sudah ada sejak dahulu kala, bahkan sejak istilah photography itu sendiri ada. Memotret diyakini sudah ada sejak abad ke 13, namun ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa kegiatan ini sudah ada jauh sebelum abad ke 13. Ketika itu manusia akan melihat sesuatu dari bilik bangunansebesar rumah gelab yang diberi lubang sebesar lubang jarumyang disebut pinhole. Bangunan gelap tersebut disebut camera obscura, dari bahasa latin camera yang artinya kamar, sedangkan obscura berarti gelap(Audy Mirza Alwi,2004:18).

Pada abad ke 15, terdapat perkembangan dari bentuk kamera tersebut. Kamera yang sebelumnya membutuhkan ruangan besar, sekarang menjadi diperkecil seukuran telivisi atau radio. Dengan perubahan bentuk ini, kamera tersebut dianggap sudah modern pada masanya karena memudahkan manusia membawanya. Fungsi dari adanya kamera ini adalah untuk melihat proyeksi bagi seniman yang akan melukis. Seniman pada masa itu yang memanfaatkan teknologi ini adalah pelukis ternama sekelas Leonarno da Vinci.

Setelah bentuk camera obscura dipekecil dan mudah dibawa kemana-mana, ada dua orang peneliti dari Inggris dan Prancis yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai kamera itu. Adalah Louis Dagguerre dan William Henry Fox Talbot yang melakukan penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan ditujukan untuk mengetahui apakah proyeksi yang dihasilkan bisa direkam melalui plat/kertas yang diberi senyawa kimia yang diletakan diatasnya(Audy Mirza Alwi,2004:19).

Penelitian kedua orang tersebut berhasil dengan gemilang. Camera obscura yang diberletakan plat/kertas bisa menghasilkan gambar ketika digunakan. Namun sayangnya pada saat itu, masalah yang muncul adalah bukan bagaimana mengeksplorasi teknologi baru ini, namun lebih ke siapa yang lebih dahulu menemukan teknologi ini. Masing-masing pihak kedua negara mengklaim bahwa peneliti mereka yang menemukan teknologi ini terlebih dahulu.

Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut tentang siapa yang pertama kali menemukan pengembangan kamera tersebut, diketahuilah bahwa keduanya menghasilkan penelitian yang berbeda. Penelitian Dagguerre diperoleh hasil yang kira-kira sama dengan teknik cetak positif sekarang ini. Hasil penelitiannya ini disebut daguerreotype.Sementara dari penelitian Talbot diperoleh bahwa hasil akhir kira-kira sama dengan hasil cetak negatif pada masa sekarang ini(Audy Mirza Alwi,2004:19).

Dari polemik yang timbul dari dua peneliti inilah akhirnya lahir istilah photograpy. Istilah ini dikemukakan pertama kali oleh ilmuwan asal Inggris lainnya, yaitu Sir John Herschell pada tahun 1839. Arti dari photography sendiri adalah melukis/ menulis dengan cahaya. Kata ini diambil dari bahasa Yunani yaitu photos yang artinya cahaya dan graphos yang artinya menulis/melukis.

Terdapat perkembangan dari berbagai jenis kamera sejak masa ditemukannya kamera pertama. Setiap perkembangan itu selalu diiringi perubahan baik dari segi bentuk, fungsi dan teknologi. Berikut adalah perkembangan jenis kamera dari yang paling awal hingga yang paling akhir menurut Audy Mirza Alwi(2004) :

Kamera Format Besar

Disebut kemera format besar karena ukuran dari kamera ini memang besar. Ukurannya kira-kira setara dengan kamera pada masa Leonardo da Vinci yaitu sebesar televisi atau radio. Kamera ini menggunakan film dalam ukuran besar dan berupa lembaran bukan dalam bentuk gulungan. Karena ukurannya yang amat besar ini, kamera ini digunakan hanya untuk membidik objek yang tidak banyak bergerak. Kaca pembidik terletak di belakang kamera. Fungsinya adalah untuk melihat objek dan tempat untuk meletakan film saat memotret. Hasil foto dari kamera format besar sangat bagus dan tajam. Ukurannya foto yang dihasilkan bisa dibesarkan hingga seukuran papan reklame tanpa mengurangi kualitas dan mutu gambar. Jenis kamera ini sering juga disebut view camera.

Kamera Format Sedang

Kamera jenis ini merupakan perkembangan dari kamera format besar. Perubahan yang paling menonjol jika dibandingkan dengan kamera sebelumnya adalah pada bentunya yang lebih kecil. Hal ini menyebabkan semakin mudahnya kamera dibawa kemana-mana. Film yang digunakan juga berukuran lebih kecil. Selain itu film juga tidak dalam bentuk lembaran lagi, namun sudah dalam bentuk roll atau gulungan. Tempat bidikan juga mengalami perubahan yaitu diletakan di atas kamera. Film yang sebelunya dijadikan satu dengan tempat bidikan tetap ditempatkan sendiri di belakang kamera. Terdapat perubahan pula dari segi cermin refleksi. Jika kamera sebelumnya masih belum ada, pada kamera jenis ini sudah ada. Proyeksi lensa tidak terbalik melainkan terlihat apa adanya seperti mata melihat langsung.

Kamera format kecil (SLR-35mm)

Kemera ini merupakan perkembangan selanjutnya dari kamera-kamera sebelumnya. Bentuk dari kamera ini lebih kecil dan film yang digunakan berformat film bioskop 35mm. Kamera ini dibuat dengan menggunakan sistem pencari ketajaman range finder, yaitu menggabungkan dua proyeksi lensa dari objek yang diabadikan. Oleh karena itu kamera ini disebut kamera range finder. Untuk memudahkan mencari ketajaman, dibuat penta prisma di bagian atas kamera. Penta prisma sendiri adalah lima cermin berbentuk prisma yang berfungsi merefleksikan kembali mirror ke kaca pembidik. Kamera SLR-35mm adalah kamera yang banyak digunakan baik untuk pemotretan dalam maupun luar studio. Pada masa sekarangpun format kamera ini masih digunakan di beberapa kamera digital

Kamera istimewa

Melihat namanya yang memakai istilah istimewa, kamera ini memang memiliki keistimiwaan cara kerja yang berbeda dengan kamera lainnya. Kamera ini tidak mengunakan tombol kecepatan dan diafragma. Para fotografer tinggal mengklik tombol kamera dan foto akan jadi. Kamera ini juga tidak mempunyai fokus karena sudah dirancang sedemikian rupa untuk mengatur fokus di berbagai jarak. Hasilnya adalah gambar yang tajam kecuali pada jarak kurang dari satu meter. Beberapa contoh dari kamera jenis ini adalah kamera saku, kemera bawah air, kamera langsung jadi, kamera kedokteran dan sebagainya.

Kamera Advance Photo System
Ciri utama dari kamera ini adalah film yang digunakan sama dengan film kamera 35 mm. Perbedaan yang ada hanya pada ukuran film ynag lebih kecil, begutu pula dengan bentuk kameranya. Hasil kamera advance photo system(APS) berbeda dengan hasil foto kamera 35 mm. Jika kamera 35 mm berupa negatif dan untuk memperoleh hasil positifnya harus dicetak maka hasil foto kamera APS hanya positof saja. Tetapi hasil foto itu tidak ditaruh dalam bingkai-bingkai kecil seperti halnya film positif(slide) kamera 35 mm, melainkan digulung kembali dalam wadahnya. Hasil foto kamera APS ini terbilang sangat bagus karena film terlindungi dalam kaset. Namun kekurangannya adalah biaya yang harus dikeluarkan untu kamera dan film relatif mahal.

Kamera digital
Kamera ini adalah perkembangan jenis kamera paling mutakhir dan masih digunakan sebagai ujung tombak dalam hal fotografi. Keutamaan dari kaera ini adalah adanya memory penyimpanan dalam bentuk digital yang terbuat dari unsur kimia. Data digital mudah dipindahkan dan bisa memuat banyak foto. Cara kerja kamera ini ada pada CCD yang menyerap cahaya dari objek yang dibidik. Disini cahaya diubah menjadi titik-titik yang jumlahnya mencapai rubuan, bahkan jutaan. Titik itu kemudian membentuk suatu foto. Jika titik yang didapat banyak dan rapat, maka gambar akan bagus dan padat, begitu juga sebalinya. Kumlah titik ini ditentukan oleh resolusi kamera.
Jika kita memperhatikan perubahan jenis kamera dari yang paling sederhana hingga yang paling modern, maka terdapat perubahan dalam alat teknologi fotografi. Namun pada dasarnya, prinsip fotografi tetap sama. Perubahan yang tampak sederhana ini membawa dampak teknis yang besar. Hal ini disebabkan karena fotografer sebenarnya berpindah teknologi kerja. Akibatnya seluruh pekerjaan pembentukan gambar fotografi baik teknis maupun artistik juga ikut berubah(Makarios Soekojo.2007:8).

Terdapat beberapa keuntungan besar yang diperoleh dengan ditemukannya kamera paling akhir yaitu kamera digital. Keuntungan-keuntungan itu menurut Soekojo(2007) adalah sebagai berikut :
  1.     Ukuran gambar Maksimum
  2.     Kualitas rekaman maksimal
  3.     Pencahayaan optimal
  4.     Simpan rekaman asli
  5.     Perubahan munimal
Selain penjelasan diatas tentu harga yang terjangkau dan bentuknya yang makin mudah dibawa serta data yang mudah didistribusikan menjadi keuntungan tersendiri. Namun beberapa sumber menyatakan bahwa kualitas jenis kamera digital ini masih kalah dengan kamera dengan jenis sebelumnya, yaitu analog.

Secara sederhana, citra yang ditangkap oleh lensa kamera digital diolah menjadi gambar visual oleh sensor elektronis yang mampu menampilkan gambar secara langsung. Yang dimaksud dengan sensor elektronis adalah sensor yang mampu mengubah cahaya ynag memasiki kamera menjadi elektron dan kemudian merekamnya berdasarkan intensitas cahaya yang menerpa lempeng sensor. Sensor ini menentukan berapa banyak warna yang dapat direkam kamera saku digital 5 mp misalnya mampu merkekam 5 juta element warna yang berbeda(Atok Sugiarto,2006a:1).

Ada bebrapa sensor yang digunakan dalam kamera digital. Namun pada kenyataannya, hanya ada dua jenis sensor yang sering digunakan yaitu sensor CCD(charge coupled device) dan CMOS( Complementary metal oxide semicondictor). Sensor CCD merupakan keping silikon yang terbentuk dari ribuan(bahkan jutaan) dioda foto sensitif yang disebut photosite,photo element,atau pixel. Setiap pixel menangkap satu titik objek, kemudian merangkainya dengan hasil tangkapan pixel lain hingga menjadi gambar. Sedangkan CMOS adalah sirkuit kecil yang ditempelkan pada keping silikon. Sirkuit ini bisa mengatasi kekurangan pada sensor CCD dalam hal ukuran karena lebih kecil. Dari segi teknologi dan harga pun CMOS bisa memberi harapan yang baik.

Kamera bersensor CMOS memberi keuntungan-keuntungan yang tidak didapat pada kamera bersensor CCD. Sensor CMOS bisa digabungkan dengan rangkaiaan lain untuk keperluan tertentu sehingga harganya bisa ditekan. Bentuk kamera pun dimungkinkan lebih kecil dan ringan. Kelebihan lainnya adalah sensor CMOS bisa berubah dari mode pemindaiaan gambar menjadi mode pemindai gambar bergerak. Ini menjadikan kamera digital bisa sekaligus menjadi sarana untuk merekam video sekaligus. Sensor CMOS juga mempunyai daya tahan lebih lama daripada sensor CCD.

Terlepas dari segala kelebihannya dibandingkan dengan kamera bersensor CCD, kamera bersensor CMOS juga memiliki kekurangan. Bahkan secara keseluruhan, kamera bersensor CCD jauh lebih baik dibandingkan dengan kamera bersensor CMOS. Hal ini dikarenakan kualitas gambar yang dihasilkan kamera bersensor CCD lebih baik daripada kualitas gambar yang dihasilkan kamera bersensor CMOS. Noise yang dihasilkan juga tidak sebanyak kamera bersensor CMOS.

Terlepas dari perkembangan sensor yang bisa dikatakan sebagai otak kamera masa kini, terdapat pula komponen-komponen lainnya yang umum terdapat pada kamera. Menurut Audy Mirza Alwi(2004) ada setidaknya komponen dalam kamera, terutama kamera SLR 35mm yaitu :
  1.     Tombol kecepatan
  2.     Tombol pengatur ASA2
  3.     Tirai kamera
  4.     Kaca pembidik
  5.     Cermin pemfokus
  6.     Lensa
  7.     Film
  8.     Flash
Sedangkan komponen tambahan yang biasa disebut aksesori kamera adalah sebagai berikut :
  1.     Motor penggerak
  2.     Filter
  3.     Pengganda lensa
  4.     Pengukur cahaya
  5.     Tripod
Dengan adanya perkembangan teknologi baik di kamera, aksesori, ataupun aplikasi, hasil foto yang didapat bisa lebih menarik dilihat. Kemudahan ini juga membuat para fotografer bisa lebih bebas dalam mengekspresikan jiwa mereka terhadap suatu peristiwa yang didapat.

 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar