Capung adalah binatang yang menarik, memiliki 4 sayap,
kepala besar, antenna, toraks yang kuat dan kaki yang sempurna. Mata capung
sangat besar disebut mata majemuk, terdiri dari ommatidium. Dengan ini dia bisa
melihat ke segala arah dan mendektesi gerakan yang jauhnya lebih dari 10 meter.
Dan kakinya sangat kuat jadi diggunakan untuk hinggap di suatu tempat, bukan
untuk berjalan.
Capung hidup seluruh dunia, paling banyak ditemukan di
daerah tropis seperti Indonesia. Di Indonesia terdapat sekitar 750 jenis
capung. Capung juga dapat hidup di pengunungan tinggi dan kawasan kutub utara.
Capung menghabiskan sebagian hidupnya sebagai nimfa
(sepasin) yang sangat bergantung pada perairan seperti sungai, sawah,
danau, kolam, atau rawa.
Capung mengalami daur hidupnya sebanyak tiga tahap, yaitu
telur, nimfa, dan dewasa. Daur ini termasuk metamorfosis tidak lengkap. Nimfa
terkenal dengan pemangsa yang ganas di dalam air dan bernafas dengan insang.
Pada waktuknya selama lima tahun nimfa naik ke atas permukaan, memanjat
tumbuhan dan berubah menjadi capung dewasa.
Telur capung ada yang panjang dan bulat, telurnya terdapt
sebuah lubang untuk dimasuki sperma sebelum ditaruh oleh induknya. Selama 1-3
minggu telur akan menetas. Selain itu telur dapat sebagai makanan ikan besar.
Perilaku menarik capung, capung kawin dengan cara yang
aneh. Capung akan melakukan perkawinan dengan terbang, dengan menggunakan
ekornya capung jantan akan mencengkram bagian kepala betina, lalu betina
membengkokkan ujung perutnya menuju alat kelamin jantan yang sudah tersi
sperma. Dan capung memiliki kebiasaan untuk berjemur.
Manfaat capung bagi kehidupan manusia ada banyak salah
satunya adalah. Capung sebagai inspirasi para seniman lukis,perancang mode,
penulis puisi dan lagu. Dapat juga sebagai makanan perangsang, sebagai obat,
dan digunakan untuk menghentikan kebiasaan mengompol pada anak- anak dengan
cara si capung menggelitik pusar anak tersebut. Capung dapat juga sebagai
pembasmi binatang kecil yang berbahaya sepertijentik- jentik nyamuk.
Capung merupakan binatang yang akan punah karena habitat
yang rusak karena ulah manusia. Oleh sebab itu, capung harus dilestarikan.
Dengan cara tidak menangkapnya, dimakn atau dimainkan, juga harus dilestarikan
tempat tinggalnya/habitat.
Daftar Pustaka
Susanti Shanti, Mengenal Capung, Puslitbang Biologi
– LIPI. Jakarta. 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar